Powered By Blogger

Selasa, 16 Agustus 2011

Tinggal Di Rumah Mertua?



Pasangan yang baru menikah biasanya dihadapkan pada pertanyaan, hendak tinggal di mana selanjutnya. Memang ada pasangan yang sudah memikirkan hal itu jauh haru sebelum menikah namun demikian tidak sedikit yang belum memiliki rumah persiapan.

Menikah bukan urusan satu hari. Yang satu hari adalah rangkaian acara akad nikah dan resepsi pernikahannya. Setelah resepsi pernikahan usai, mulailah kehidupan nyata bagi pasangan suami istri baru. Kehidupan nyata yang akan dijalani seumur hidup. Sayang, banyak pasangan calon pengantin yang lebih memfokuskan diri pada resepsi pernikahan yang serba mewah dan lupa mempersiapkan kehidupan setelah pesta usai.

Rumah Mertua
Jika belum memiliki rumah sendiri, yang paling mungkin bagi pasangan baru ini adalah mengontrak rumah atau menumpang tinggal pada orang tua salah satu pihak. Tinggal di rumah mertua bisa membawa masalah sendiri bagi pasangan yang baru saja menikah. Masalah akan terasa lebih berat jika pihak istri yang menumpang tinggal di rumah mertua.

Masalah-masalah yang bisa timbul jika tinggal bersama di rumah mertua antara lain:

= Pasangan yang baru menikah membutuhkan waktu untuk saling menyesuaikan diri, walaupun sebelumnya mereka telah pacaran.  Kehidupan pacaran tidak sama dengan kehidupan pernikahan. Saat pacaran, umumnya hanya kebaikan dan kelebihan yang terlihat. Setelah menikah, barulah terlihat keburukan atau kekurangan yang sebelumnya ditutup-tutupi. Proses penyesuaian ini tak jarang menimbulkan pertengkaran-pertengkaran kecil. Akan semakin parah jika pihak mertua ikut campur dalam pertengkaran itu.

= Beberapa mertua (kadangkala mertua perempuan) sering “mewaspadai” kehadiran menantu perempuan. Terlebih jika anaknya adalah anak tunggal atau anak laki-laki satunya dalam keluarga. Ada perasaan bahwa menantu perempuan merebut si anak laki-laki. Menantu perempuan sendiri sering merasa canggung tinggal di rumah mertua. Ada perasaan tak nyaman dan selalu dinilai oleh ibu mertua.

= Jika tinggal menumpang di rumah mertua ini berlanjut hingga kelahiran anak pertama, umumnya masalah yang timbul adalah soal perbedaan pola asuh. Ibu mertua sering menganggap menantu perempuannya tak berpengalaman dalam mengasuh anak. Perbedaan pola asuh pada anak dikhawatirkan akan berdampak buruk pada perkembangan sang anak.

Keuntungan tinggal di rumah mertua memang tak perlu pusing memikirkan biaya kontrak rumah. Dan lagi, jika sudah mempunyai anak dan sang istri tetap bekerja, pasangan ini tak perlu khawatir tentang siapa yang menjaga anaknya jika ditinggal bekerja. Mencari pengasuh anak yang telaten dan dapat dipercaya bukanlah perkara mudah.

Akan tetapi, kemandirian pasangan suami-istri muda ini hanya akan diperoleh jika sejak awal memutuskan untuk tak menumpang tinggal di rumah mertua atau orang tua. 

Oleh karena itu, sejak sebelum menikah:

= Rencanakan akan tinggal di mana setelah menikah, apakah akan kos, kontrak rumah atau  mulai mencicil membeli rumah.
= Hitung kembali anggaran yang digunakan untuk resepsi pernikahan. Resepsi memang perlu, tapi kehidupan setelah pernikahan pun tak kalah penting. Pangkas pengeluaran yang tak perlu. Lebih baik alokasikan untuk pengadaan rumah sendiri. 

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar

www.sulistiya-ningtyas.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes