Powered By Blogger

Selasa, 16 Agustus 2011

RUMAH SENDIRI VS RUMAH MERTUA?




Melihat kasus Cut Keke, yang mengungkapkan keinginannya untuk berpisah dengan suaminya, Gathan, salah satu masalah yang mereka ributkan tentang apakah mereka sebaiknya tinggal bersama orang tua Gathan di Jakarta, ataukah sebaiknya tinggal di rumah sendiri di Sentul. Ada topik menarik yang akan dibahas di sini, apakah pasangan muda sebaiknya tinggal di rumah mertua atau pergi ke rumah sendiri.

Pertimbangan tinggal di rumah mertua atau sendiri dipengaruhi dua faktor, psikologis dan keuangan. Ketika Anda baru menikah, biasanya orang tua Anda akan keberatan kalau langsung keluar rumah dan tinggal di rumah sendiri. Setelah beberapa lama tinggal di rumah mertua, kadang-kadang banyak pasangan yang kadung merasa sudah terlalu enak hingga akhirnya malas keluar dari rumah mertua.

Alasannya, di rumah ortu/mertua biasanya Biaya Hidup yang Anda bayar akan lebih ringan. Karena sudah dibayari, atau paling tidak Anda patungan dengan mertua. Sedangkan di rumah sendiri, seluruh Biaya Hidup akan Anda tanggung sendiri.

Rumah ortu/mertua biasanya lebih enak lokasi pencapaiannya dibanding rumah sendiri. Sementara Anda, mungkin tidak selalu punya uang sehingga harus memilih lokasi yang lebih murah. Biasanya agak ke pinggir kota.

Di Rumah Sendiri biasanya Anda lebih bebas, terutama dalam menentukan langkah-langkah finansial apa yang berhubungan dengan rumah atau seisi rumah. Beda kalau tinggal di rumah mertua, dimana Anda mau beli motor atau mobil baru misalnya, Anda mungkin harus mikir dulu, "Kira-kira cukup enggak ya tempatnya di Rumah Ortu/Mertua?"

Di Rumah Ortu/Mertua ­ jelas ­ bukan Anda dan pasangan Anda yang 'berkuasa', tapi orang tua atau mertua. Di Rumah Sendiri, Anda biasanya bisa lebih bebas mengekspresikan diri bersama pasangan. Mau teriak-teriak, kek. Mau dengar lagu keras-keras, kek. Beda dengan di Rumah Ortu/Mertua, dimana jangan-jangan kalau Anda teriak-teriak, ortu/mertua Anda bisa copot jantungnya. Ujung-ujungnya jantung Anda juga yang copot, kan?

Di Rumah Ortu/Mertua, kadang-kadang enggak enak kalau tidak ikut membayar pengeluaran-pengeluaran yang seringkali tidak ada hubungannya dengan Anda. Contohnya telepon, seringkali mahal bukan karena Anda yang pakai tapi mertua yang sering pakai telepon diluar batas. Kalau Anda enggak ikut mbayari, kadang-kadang enggak enak, kan? Nah, kalau di rumah sendiri, enggak ada cerita enggak enak. Anda hanya membayar apa yang Anda dan pasangan Anda gunakan.

Libatkan Banyak Faktor 
Nah, sekarang, mana yang lebih enak, tinggal di Rumah Sendiri atau di Rumah Ortu/Mertua? Jawaban yang jujur, tidak ada jawaban yang salah atau benar. Karena dalam perencanaan keuangan, jawaban yang tepat harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi setiap pasangan yang sudah pasti berbeda-beda. Nah, sekarang saya akan mencoba menyesuaikan saran saya dengan situasi dan kondisi Anda:

Jika Anda sedang tidak punya biaya untuk beli atau kontrak rumah, maka lebih enak kalau Anda tinggal di rumah mertua. Anda jadi enggak usah beli rumah lagi. Enggak usah bayar kontrakan lagi. Tapi tetap, dong, Anda harus bayari atau patungan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran keluarga. Enggak enak kalau Anda enggak ikut bayar.

Beda kalau Anda ingin bebas, mending di Rumah Sendiri aja. Anda belum punya uang untuk beli Rumah Sendiri? Ya ngontrak dulu. "Tapi, kan, sayang uangnya untuk ngontrak? Kan, bisa buat cicilan.". Memang sayang, tapi itu lebih baik daripada Anda enggak bisa bebas. Jadi keluar saja dulu, sewa rumah kontrakan, dan cepat-cepat bikin target kapan Anda akan nyicil rumah.

Kalau pertimbangannya Anda ingin lokasi rumah yang lebih dekat dengan tempat kerja, coba lihat lokasi mana yang lebih dekat Rumah Sendiri atau Rumah Ortu/Mertua? Apabila Rumah Sendiri lebih jauh, jangan langsung memutuskan tinggal di Rumah Ortu/Mertua. Lihat dulu seberapa besar perbandingannya. Banyak berpengaruh kepada Ongkos Transport enggak?

Kalau memang banyak berpengaruh kepada Ongkos Transport, lihat apakah penghasilan Anda masih bisa mencukupi atau tidak? Kalau masih mencukupi dan tidak masalah, ya sudah di Rumah Sendiri saja. Tapi kalau Ongkos Transport jadi masalah, ya sudah di Rumah Ortu/Mertua saja.  Anda sering ribut dengan orang tua atau mertua? Atau mungkin dengan adik-adik Anda? Cepat keluar saja dan tinggal di Rumah Sendiri. Entah itu ngontrak atau beli. Yang penting cepat keluar dari rumah itu.

Rumah Ortu/Mertua terlalu besar? Keluar, deh, cari Rumah Sendiri yang terpisah. Nah, di sini pasti Anda akan memilih Rumah Sendiri yang lebih kecil, yang lebih ngepas dengan jumlah anggota keluarga Anda yang baru, yaitu Anda dan pasangan Anda.

Sekali lagi, memilih untuk tinggal di Rumah Sendiri atau di Rumah Ortu/Mertua melibatkan banyak sekali faktor. Mulai dari psikologi, keuangan, sampai kepada rasa cocok atau tidak cocok dengan anggota keluarga yang lain. Saya pikir, kalau Anda bisa betul-betul mempertimbangkannya, maka saya yakin Anda pasti bisa memilih jalan keluar yang terbaik tentang rumah mana yang akan Anda tinggali, Rumah Ortu/Mertua atau Rumah Sendiri. (Tabloid Nova)


0 komentar:

Posting Komentar

Komentar

www.sulistiya-ningtyas.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes